Membersihkan Hati Dengan Taubat
MEMBERSIHKAN HATI DENGAN TAUBAT
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’alla Yang Maha Halus yang dengan kehalusan -Nya segala bencana akan sirna, Yang Maha Penyantun yang dengan kasih sayang -Nya segala nikmat dan kebaikan tercurah, dan dengan prasangka yang baik kepada -Nya segala kebaikan terjadi, dan dengan berserah diri kepada Allah Subhanahu wa ta’alla segala kejahatan tersingkap, di antara orang yang berserah diri kepada Allah Subhanahu wa ta’alla adalah;
قال الله تعالى:الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ * فَانقَلَبُواْ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللهِ وَفَضْلٍ لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُواْ رِضْوَانَ اللهِ وَاللهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ
(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. [Ali Imron/3: 173-174].
Aku memuji Allah Subhanahu wa ta’alla Yang Maha Suci. Pujianku kepada Allah Subhanahu wa ta’alla terhadap nikmat-Nya. Sebab dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan -Nya hati akan berjalan menggapai berbagai ilmu dan kebaikan, aku bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’alla karena diriku yang berserah diri kepada -Nya dengan sebaik-baik kepasrahan guna menghancurkan setiap godaan setan yang membangkang. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Subhanahu wa ta’alla, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya, pada segala sesuatu terdapat tanda-tanda yang menegaskan bahwa Dia Maha Esa.
قال الله تعالى: مَا يَكُونُ مِن نَّجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَى مِن ذَلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [Al-Mujadilah/58: 7]
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang memiliki keturunan yang mulia yang menyebarkan aturan-aturan yang baik dalam meraih berbagai kebaikan, di mana bulan terpecah untuk membuktikan kebenaran risalahnya, benda-benda padat rindu kepada pribadinya, kerikil-kerikil kecil terdengar bertasbih pada telapak tangannya dan manusia ini memahami segala ucapannya, sungguh banyak mukjizat dan karomah yang dimilikinya.
Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada hamba dan Rasul-Mu Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, dan kepada para keluarga dan para shahabat beliau yang suci:
قال الله تعالى: الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“…itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat -Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan lah mereka bertawakal”.[Al-Anfal/8: 2].
Amma Ba’du. Wahai sekalian manusia bertaqwalah kepada Allah Subhanahu wa ta’alla dengan sebenar-benar taqwa dan ikatlah diri kalian pada ajaran Islam dengan ikatan yang kuat:
قال الله تعالى: وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ * الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnyadan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. [Ali Imron/3: 133-134].
Wahai sekalian para hamba Allah! Sifat tamak telah dikalahkan jiwa sehingga membuatnya binasa, sementara hati telah dikuasai oleh dosa-dosa sehingga membuatnya menjadi menghitam, bersihkanlah kegelapan ini dengan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa ta’alla, taubat adalah pelita hati, bukalah pintu-pintu rahmat Allah dengan beristighfar kepada Allah Subhanahu wa ta’alla, sebab Dia lah Yang Maha Mengetahui dan Maha Membuka jalan kebaikan, renungkanlah firman Allah:
قال الله تعالى: وَيُنَجِّي اللهُ الَّذِينَ اتَّقَوا بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ السُّوءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita. [Az-Zumar/39: 61].
Dan renungkanlah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : “تَعِسَ عَبْدُ الدينار، تَعِسَ عَبْدُ الدرهم، تَعِسَ عَبْدُ الخَمِيصَة، تعس عَبْدُ الخَمِيلَة، إن أُعْطِيَ رَضِيَ، وإن لم يُعْطَ سَخِطَ، تَعِسَ وانْتَكَسَ، وإذا شِيكَ فلا انتَقَشَ، طُوبَى لعبد آخذ بعِنَانِ فرسه في سبيل الله، أشعث رأسه، مُغْبَرَّةً قدماه، إن كان في الحِرَاسَةِ كان في الحِرَاسَةِ، وإن كان في السَّاقَةِ كان في السَّاقَةِ، إن استأذن لم يُؤْذَنْ له، وإن شَفَعَ لم يُشَفَّعْ“
Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda “Celakalah orang yang mengahambakan dirinya pada uang dinar, celaka orang yang menghambakan dirinya pada uang dirham, celaka orang yang menghambakan dirinya pada pakaian beludru, celaka orang yang menghambakan dirinya pada kain halus (khamisah) jika diberi dia senang namun jika tidak diberi maka dia marah, celaka dan binasa, jika ia tertimpa musibah (tertusuk duria) maka tidak ada seorangpun yang menolongnya, dan beruntunglah seorang hamba yang mengambil kendali kudanya, rambutnya kusut dan kusam, kedua kakinya berlumpur, jika ditempatkan pada bagian penjagaan maka dia tetap menjalankan tugasnya dalam urusan penjagaan dan jika dia ditempatkan pada bagian belakang tentara maka dia menempatkan diri pada bagian belakang, jika dia meminta bantuan pertolongan dia tidak diberikan dan jika meminta izin maka dia tidak diizinkan”. HR. Bukhari.
Wahai sekalian manusia!. Sesungguhnya kalian tidak dituntut untuk meninggalkan dunia selamanya, sebab hal ini tidak mungkin, namun kalian hanya dituntut agar berlaku adil dalam menuntut dunia, di mana kalian meraihnya dengan cara yang mubah, tidak memalingkan kalian dari berzikir kepada Allah Subhanahu wa ta’alla dan taat kepada-Nya. Tidak memalingkan kalian dari perintah Allah Subhanahu wa ta’alla dan jalan-Nya, akan tetapi kalian dianjurkan mencari rizki dengan cara yang telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa ta’alla, yaitu berlaku jujur saat bergaul, menunaikan amanah, memberikan nasehat kepada manusia dan ikhlas semata-mata karena Allah Subhanahu wa ta’alla, dengannya kalian akan meraih kemenangan dunia dan akherat, dan renungkalah bagaimana akibat orang yang hanya ingin meraih dunia semata, bagaimanakah kesudahan mereka?. Renungkanlah firman Allah Subahanahu wa ta’ala:
قال الله تعالى: مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ * أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan?. [Hud/11: 15-16].
Dan renungkanlah akibat dan balasan orang yang mencari dunia di samping menuntut kebaikan di akherat kelak, tidak meremehkan salah satu dari kebahagaiaan dunia dan akherat. Allah Subahanahu wa ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: مَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِن نَّصِيبٍ
Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di akhirat. [Asy-Syura/42: 20].
Wahai hamba Allah Subhanahu wa ta’alla bertaqwalah kepada–Nya perbaikilah kerusakan amal dan hati kalian niscaya Allah memperbaiki keadaan kalian semua, sayangilah orang-orang yang lemah niscaya Allah Subhanahu wa ta’alla mengangkat derajat kalian, hiburlah orang yang fakir dan miskin niscaya Allah Subhanahu wa ta’alla meluaskan rizki kalian, cegahlah perbuatan maksiat orang-orang yang bodoh niscaya Allah Subhanahu wa ta’alla memberikan keberkahan pada amal kalian, barangsiapa yang menyayangi orang lain niscaya dia akan dikasih sayangi, barangsiapa yang berbuat zalim kepada orang lain maka dia akan dizalimi, sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’alla menangguhkan balasan amal seseorang dan tidak meremehkannya dan barangsiapa yang menyia-nyiakan ketaatan maka akan menyesal dan penyesalan tidak akan memberikan manafaat apapun. Orang yang berniaga dengan amal shaleh maka dia pasti beruntung dan menang dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa ta’alla dalam keadaan rahasia dan terang-terngan maka dia dijaga dan selamat, dan Allah Subhanahu wa ta’alla bersama orang-orang yang jujur, jauhilah sikap melampaui batas, permusuhan, dengki dan hasad (Orang muslim yang sebenarnya adalah orang muslim yang lain merasa aman dari kejahatan lisan dan tangannya).
Ketahuilah bahwa orang yang dengki tidak pernah bisa meminpin, dia tidak mendapatkan dari hasadnya kecuali keresahan, kecemasan kebimbangan, siapakah yang mampu menghalangi nikmat Allah Subhanahu wata’alla yang telah ditetapkan bagi seseorang hamba? Dan siapakah yang menghalangi pemberian Allah Subhanahu wa ta’alla yang telah dibagi -Nya sesuai dengan kehendaki-Nya, yakinlah bahwa bejana itu akan mengeluarkan apa yang disimpannya, barangsiapa yang menggali lubang bagi saudaranya maka dia akan terperosok padanya, barangsiapa yang dijaga oleh Allah Subhanahu wa ta’alla maka dialah yang tertolong, dan barangsiapa yang diliputi oleh rahmat Allah Subhanahu wa ta’alla maka dialah orang yang terhibur dan setiap pelaku kebaikan dan keburukan akan mendapat balasannya masing-masing.
Semoga Allah Subhanahu wa ta’alla memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah Subhanahu wa ta’alla memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah Subhanahu wa ta’alla yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepada -Nya dan bertaubatlah kepada -Nya, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’alla, Tuhan Yang menjadi raja dan Maha Pemberi, Yang Maha Penyayang dan Maha menerima taubat, yang telah menciptakan seluruh manusia dari tanah, dan memberikan kepada mereka apa yang menjadi penopang bagi mereka dalam menunaikan amanah berupa akal pikiran. Aku bersaksi tanpa ragu bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Subhanahu wa ta’alla yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhamad adalah hamba dan utusan-Nya yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan peringatan bagi orang yang memiliki akal pikiran, semoga Allah Subhanahu wa ta’alla mencurahkan shalawat dan salam kepada para shahabat dan keluarganya dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan kebaikan sampai hari kiamat.
Amma Ba’du. Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Allah Subhanahu wa ta’alla dan bertaubatlah kepada Nya, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan dirinya. Mintalah ampunan Allah Subhanahu wa ta’alla dari segala dosa-dosa kalian sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’alla sebaik-baik yang menerima taubat. Bertaubatlah kepada Tuhanmu dengan penuh keikhlasan dengan meninggalkan segala kemaksiatan dan menyesal dengan perbuatan tersebut dan bertekad untuk tidak kembali melakukan kemaksiatan, inilah taubuat nasuha yang diperintahkan:
قال الله تعالى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. [Al-Tahrim/66: 8].
Bukanlah bertaubat jika seseorang berkata aku bertaubat kepada Allah Subhanahu wa ta’alla atau hanya berkata ya Allah berikanlah taubat kepadaku sementara dirinya masih tetap tenggelam dalam kemaksiatan, dan bukan termasuk taubat jika seseorang hanya berkata bahwa dia telah bertaubat namun perilakunya masih meremehkan kemaksiatan, dan tidak termasuk taubat orang yang hanya berkata taubat kepada Allah namun dirinya masih tetap kembali kepada perbuatan maksiat dan menyalahi perintah Allah Subhanahu wa ta’alla.
Wahai sekalian manusia bertaubatlah kepada Allah Subhanahu wa ta’alla sebelum pintu taubat tertutup dari kalian, sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’alla masih menerima taubat seseorang selama nyawanya belum sampai ke tenggorokan, namun apabila ruh sudah sampai di tenggorokan maka taubat tidak lagi diterima:
قال الله تعالى: إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوَءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُوْلَئِكَ يَتُوبُ اللهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللهُ عَلِيمًا حَكِيما * وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الآنَ وَلاَ الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُوْلَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah tobatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertobat sekarang” Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. [An-Nisa’/4: 17-18].
Wahai sekalian kaum muslimin bersegeralah bertaubat kepada Allah Subhanahu wa ta’alla sebab kalian tidak mengetahui kapankah mati menjemput kalian dan kalian juga tidak mengetahui kapan ajal akan mendatangi kalian.
قال الله تعالى: أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتا وَهُمْ نَائِمُونَ * أَوَ أَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ * أَفَأَمِنُواْ مَكْرَ اللهِ فَلاَ يَأْمَنُ مَكْرَ اللهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?. Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu mata hari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?. Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. [Al-A’raf/7: 97-99].
Inilah yang dapat aku sampaikan, dan curahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Allah Subhanahu wa ta’alla.
[Disalin dari جلاء القلوب بالتوبة Penulis : Muhammad bin Abdullah bin Mu’aidzir, Penerjemah Muzaffar Sahidu : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2011 – 1432]
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/81490-membersihkan-hati-dengan-taubat.html